IWj1X5DXrCbI10RsBEkQ7SL6RUOnRXSRSecqO6kR
Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional

Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional

Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional.- Bertemu kembali pada tulisan saya yang kali ini yang membahas mengenai Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional. Jika kalian sedang mencari Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional, maka kalian tidak sia-sia telah berkunjung kesini, karena saya akan membahas tentang Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional. Semoga tulisan saya mengenai Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional bermanfaat.

Sebelum kita melangkah jauh dalam pembahasan Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional, ada baiknya kalian pelu ketauhi bahwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti 2 macam, yaitu: Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Adapun secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Jadi Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang heterogen (beraneka macam) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbedabeda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa. Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal di Kerajaan Majapahit, yakni Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.


Tentukan 2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional

2 Faktor Eksternal Sebagai Pembentuk Integrasi Nasional adalah :
  1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
  2. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
Adapun 2 Faktor Penghambat Integrasi Nasional adalah :
  1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
  2. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA ( Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap). Hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan/meniru gaya hidup orang Eropa atau Amerika, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, minum minuman keras, dan sebagainya.
DONASI VIA PULSA Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain Prodi SEO. Terima kasih.
Selanjutnya...
SHARE
Blog Ala Santri
"Bagaimana aku akan takut dengan kemiskinan, sedangkan aku adalah hamba dari Yang Maha Kaya".

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment