IWj1X5DXrCbI10RsBEkQ7SL6RUOnRXSRSecqO6kR
Ternyata Seperti Ini Sejarahnya Al-Quran Hingga Berbentuk Mushaf

Ternyata Seperti Ini Sejarahnya Al-Quran Hingga Berbentuk Mushaf


Kaum orientalisyang ingin menghancurkan islam banyak sekali yang menghina Al-Qur’an, diantaranya berpendapat: “ Rasulullah tidak pernah menyuruh memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menyusun Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas “. Apakah penyusunan ini hanya merupakan Ijtihad dari Sahabat “Utsman saja? Mungkin itu dari sekian banyak pertanyaan yang pernah kita dengar.

Bukan Rasulullah tidak pernah menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menyusun Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas, bahkan selalu menyuruh menulis setiap wahyu datang dan menyuruh menyusun urutannya sekali, kepada para Sahabat penulis wahyu yang jumlahnya cukup banyak termasuk Zaid bin Tsabit yang sebagai penulis aktifnya.

Sudah menjadi ketetapan sejarah, bahwa pada zaman Nabi ayat-ayat yang terpisah turunnya telah tersusun dan terkumpulkan dalam suratnya masing-masing dengan Isyarah dan petunjuk langsung dari Nabi. Setiap turun sesuatu dari Al-Qur’an Nabi menyuruh menulisnya dan menyuruh meletakkan dalam surat ini pada urutan ini. Jadi pada zaman Nabi Al-qur’an sudah tersusun semua urutannya seperti sekarang, baik dalam hafalannya maupun tulisannya, hanya belum terkumpulkan menjadi satu buku.


Dikuatkan lagi bahwa Al-Qur’an masih turun, mengalami perubahan, pergantian dan persalinan (yang kita namakan dengan Nasikh-Mansukh), tapi setiap tahun sekali yaitu pada malam-malam Ramadhan beliau Nabi SAW. selalu mudarosah dengan Malaikat Jibril AsMalaikat Jibril mengajarkan bacaannya pada Nabi, menjelaskan susunan ayat-ayatnya dan surat-suratnya, menetapkan Al-qur’an yang baku, mentiadakan yang tidak baku dan lain-lain.

Nabi mendengarkan kemudian mengulangi membaca di hadapan Malaikat Jibril As. Ini yang diistilahkan dengan Al-‘Ardhoh. Jadi Al-‘Ardhoh ini sebagai pengontrolan, pembersihan serta pembakuan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diterima sampai tahun ini. Demikian setiap tahunnya, sehingga pada akhir tahun usia beliau terjadi Al-‘Ardhoh dua kali, disaksikan sempurna oleh Sahabat Zaid bin Tsabit yang kemudian menjadi ketua pembukuan Al-Qur’an.

Pada Al-‘Ardhoh Al-Akhiroh inilah Al-Qur’an bisa sempurna dari segala-galanya. Bacaan yang ditetapkan atau yang dibakukan pada Al’Ardhoh Al-Akhiroh inilah yang dibukukan atau yang digunakan standar utama pada pembukuan di zaman Khalifah‘Utsman Ra.

Penyusunan Al-Qur’an bukanlah hanya dari ijtihad Sahabat ‘Utsman saja, bahkan sudah selesai di zaman Nabi seperti keterangan di atas. Kemudian di zaman Abu Bakar Ra. dimulai dari usul Sahabat ‘Umar, kesadaran Abu Bakardan Zaid bin Tsabit dan kekompakan para Sahabat yang ikut serta membukukan. Begitu juga di zaman ‘Utsmani Ra. adalah selalu mendapat kekompakan seluruh Ummat, tidak bisa diganggu gugat.

Referensi : Mari Memakai Al-Qur’an Rosm ‘Utsmani (RU)hal. 17-18 dan 29-33An-Nasyr 1/22Al-‘Itqon 1/50Al-Burhan 1/237.
DONASI VIA PULSA Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain Prodi SEO. Terima kasih.
Selanjutnya...
SHARE
Blog Ala Santri
"Bagaimana aku akan takut dengan kemiskinan, sedangkan aku adalah hamba dari Yang Maha Kaya".

Related Posts

Subscribe to get free updates