IWj1X5DXrCbI10RsBEkQ7SL6RUOnRXSRSecqO6kR
Bagaimana Ruginya Jika Kita Selalu Kalah dengan Alasan

Bagaimana Ruginya Jika Kita Selalu Kalah dengan Alasan

Pak Udin adalah seorang petani di sebuah kampung yang cukup jauh dari kota. Pekerjaan setiap hari, sebagaimana petani lainnya, adalah mengurus kebun, sawah, dan binatang ternak peliharaanya.

Suatu hari, karena tidak hati-hati, saat sedang mencangkul, kakinya kena cangkul sehingga terluka cukup parah. Sayangnya, di daerah pak Udin jangankan Rumah Sakit, dokter atau puskesmas pun jaraknya sangat jauh. Pak Udin mencoba mengobati sendiri ala kadarnya. Ya, peristiwa kena cankul seperti ini bukanlah yang pertama kali. Hanya saja ini yang paling parah.

Sejak kecelakaan itu pak Udin libur dulu mengurus sawah, kebun, dan ternaknya karena kakinya sangat sakit. Dan semakin hari ternyata tidak membaik bengkak dan bernanah. Artinya terjadi inveksi pada lukanya. Dia mencoba mengobatinya sebisa mungkin, tetapi makin parah.

Akhirnya, dia memanggil seorang tabib yang ada di kampung itu. Saat tabib datang, jelas kaget. Ini hampir terlambat. Harusnya segera diobati dengan cara yang benar, jangan asal memberi obat saja.

Tabib ini cukup berpengalaman karena sebelumnya sudah ada yang pernah mengalami kecelakaan yang sama. Akhirnya Tabib memberikan resep yang harus segera dibuat oleh pak Udin untuk mengobati lukanya.

“Tenang saja pak Udin, kalau segera diobati dengan resep ini, in syaa Allah akan sembuh.” kata Tabib sambil menuliskan resep obat tradisional. Dan sang Tabib pun pulang.

Beberapa minggu setelahnya, terdengar kabar kaki pak Udin terpaksa harus diamputasi. Artinya sudah tidak tertolong lagi kecuali dengan amputasi.

Tabib pun kaget. Apakah resep dia salah? Dia langsung mengunjungi pak Udin di rumahnya yang kebetulan sudah pulang dari Rumah Sakit di kota.

“Kenapa pak Udin, koq sampai diamputasi? Bukankah tempo hari sudah saya kasih resep?” tanya tabib sambil memperhatikan kaki pak Udin yang masih terbalut perban.

“Betul tabib, tapi saya tidak bisa menjalankan resep dari tabib.” jawab pak Udin.

“Kenapa?”, tanya tabib.

“Alasannya, saya tidak punya salah satu bahan obatnya.” jawab pak Udin.

Apakah alasan pak Udin salah? Apakah alasan pak Udin mengada-ngada? Tidak, mungkin benar pak Udin memang tidak punya salah satu bahan obat yang dibutuhkan untuk membuat resep.

Namun, terlepas alasan Anda itu benar atau tidak. Terlepas alasan itu mengada-ngada atau tidak. Jika Anda tidak berusaha mengatasi alasan yang menghambat Anda, Anda akan TETAP menanggung konsekuensinya.

Cerita diatas hanyalah fiktif belaka, sengaja saya karang agar kita bisa memahami bagaimana ruginya jika kita selalu kalah dengan alasan sehingga kita tidak berbuat hal yang seharusnya kita lakukan atau melakukan kebaikan.

Banyak orang yang yang beralasan tidak mau berbisnis dengan alasan tidak punya modal. Maka tugas Anda selanjutnya adalah berupaya bagaimana agar bisa mendapatkan modal, bukan diam atau menyerah. Terlepas apakah Anda benar tidak punya modal atau tidak, Anda tetap saja tidak punya bisnis, tetap saja tidak punya kran rezeki tambahan.

Bagaimana pun resep sudah Anda miliki, sudah membaca artikel, ebook, buku, menonton video, mengikuti pelatihan atau workshop, namun akan percuma jika Anda tidak mempraktekannya. Apa pun alasannya, jika Anda tidak praktek Anda akan tetap tidak akan merasakan manfaatnya dan merasakan konsekuensinya.
DONASI VIA PULSA Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain Prodi SEO. Terima kasih.
Selanjutnya...
SHARE
Blog Ala Santri
"Bagaimana aku akan takut dengan kemiskinan, sedangkan aku adalah hamba dari Yang Maha Kaya".

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment