IWj1X5DXrCbI10RsBEkQ7SL6RUOnRXSRSecqO6kR
Kegembiraan dan Musuh Kesadaran dalam Konteks Logika Filsafat

Kegembiraan dan Musuh Kesadaran dalam Konteks Logika Filsafat

Kegembiraan

"Hidup ini perlu kegembiraan". Ini merupakan kalimat yang sering saya katakan. Karena itu, "Bergembiralah dalam hidup ! Dan gembirakan orang-orang yang ada di sekitar kita ! Berilah kabar gembira, kepada mereka yang berbuat kebaikan."  Namun saya juga berpendapat "Rasa gembira adalah musuh kesadaran." Ini terkesan kontradiksi. Tapi benarkah itu kontradiksi ? Apa kontradiksinya ?

  1. Setiap kegembiraan adalah hal yang baik
  2. Sebagian kegembiraan bukanlah hal yang baik

Kedua proposisi di atas memang kontradiksi, namun proposisi tersebut bukanlah keyakinan saya. Berikut adalah keyakinan saya :

  1. Sebagian kegembiraan adalah hal baik
  2. Sebagian kegembiraan bukanlah hal baik

Tidak ada kontradiksi dalam dua prosisi tersebut, juga dalam proposisi berikut.

  1. Kegembiraan yang melemahkan kesadaran adalah musuh kesadaran
  2. Kegembiraan yang tak-melemahkan kesadaran bukanlah musuh kesadaran.

Jadi, bergembiralah selama kegembiraan itu tidak melemahkan kesadaran.

Lalu, adakah kegembiraan yang melemahkan kesadaran ? Seperti apa contohnya ? Ada kegembiraan yang melemahkan kesadaran. Silahkan baca dalam tulisan Kang Asep yang berjudul [Musuh Kesadaran].

Bangunlah di pagi hari dengan perasaan penuh syukur dan gembira. Sambut hari dengan senyuman. Jangan membuat pertengkaran di pagi hari, agar hidup bergembira sepanjang hari. Hidup yang ceria diawali dari pagi yang gembira. Inilah kegembiraan yang baik.

Apabila Anda seorang kepala keluarga, luangkan waktu di akhir pekan, untuk mengajak keluarga anda bergembira. Ajak anak-anak berwisata ke tempat-tempat yang tidak saja memberikan rasa gembira, tetapi juga memberikan edukasi. Biarkan mereka belajar dari alam dengan gembira.


Musuh Kesadaran

A ) Setiap rasa gembira adalah musuh kesadaran
O ) Sebagian rasa gembira bukan musuh kesadaran

Mana yang benar ?

Yang benar adalah O, sebagian rasa gembira bukan musuh kesadaran.

A) Setiap rasa gembira itu dibutuhkan
O) Sebagian rasa gembira tidak dibutuhkan

Mana yang benar ?

Yang benar adalah O, sebagian rasa gembira tidak dibutuhkan.

Berikut ini adalah gambaran ekstrem untuk untuk mengilustrasikan konsep "Kegembiraan yang menjadi musuh kesadaran"

Gambaran Kasus Pertama :

Salah satu tujuan meditasi adalah mengembangkan kesadaran. Dalam suatu pengalaman, perkembangan kekuatan kesadaran hingga tahap-tahap tertentu ditandai dengan munculnya kekuatan-kekuatan supranatural. Salah satunya adalah levitasi, di mana tubuh terangkat dari bumi seolah-olah gaya gravitasi tidak bekerja lagi. Ketika seorang meditator mengalami ini, kemudian dia melihat dirinya melayang di udara, lalu dia merasa gembira. Dan karena merasa gembira, kesadaran melemah dan lalu kekuatan supranatural itu lenyap. Diapun terjatuh. Karena itu, dalam kondisi ini "kegembiraan merupakan musuh kesadaran".

Gambaran Kasus Kedua :

Salah seorang tetangga saya, dia seorang pendekar dan bertubuh kekar. Tapi suatu hari tiba-tiba dia pingsan, karena terlalu gembira mendapatkan hadiah sebesar 40 juta rupiah. Ini menunjukan, rasa gembira dapat membuat seorang pendekar sekalipun jatuh pingsan. Maka seperti itu pula, rasa gembira dapat melemahkan kekuatan batin, melenyapkan kekuatan-kekuatan supranatural, sehingga disebut "musuh kesadaran".

Di akhir pekan, saat Anda berlibur bersama keluarga, rasa gembira adalah sahabat keluarga. Dengan demikian, situasi dan kondisi yang menjadikan rasa gembira sebagai musuh ataukah sahabat?
DONASI VIA PULSA Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain Prodi SEO. Terima kasih.
Selanjutnya...
SHARE
Blog Ala Santri
"Bagaimana aku akan takut dengan kemiskinan, sedangkan aku adalah hamba dari Yang Maha Kaya".

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment